MAKALAH
METODE,
MEDIA, DAN STRATEGI PEMBELAJARAN IPS DI SD YANG BERORIENTASI STANDAR PROSES
PENDIDIKAN
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran IPS
Disusun
Oleh:
1. Anna
Nurazizah (120641146)
2. Atin
Supriatin (120641130)
3. Endah
Ermiati (120641139)
4. Richa
Pebrilianti (120641126)
5. Sri
Winarti (120641140)
Kelas
: E 4
PROGRAM
STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH CIREBON
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Peningkatan
kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan
seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya
manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang
merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa
berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya
pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang
tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan baik.
Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik.
Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik.
Dalam
kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling
berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana semua
komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut
pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar
peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan menyenangkan. Hal ini
dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga
merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal
untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis
pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik.
Berdasarkan
pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya guru
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan pendekatan yang tepat. Salah satu
solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang membuat
siswa lebih senang dan lebih termotivasi untuk belajar. Beberapa pendekatan
pembelajaran yang dianggap efisien adalah pendekatan pembelajaran komunikatif,
pendekatan pembelajaran kontekstual, dan pendekatan pembelajaran humanistik.
Pada makalah ini, penulis akan menjelaskan tentang Pendekatan, metode, model,
strategi dan teknik pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas maka terdapat rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa
pengertian dari strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran?
2.
Apa
kegunaan metode pembelajaran?
3.
Apa
manfaat media dan sumber belajar?
4.
Bagaimana
strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa?
C.
Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka terdapat tujuan sebagai
berikut:
1.
Mengetahui
pengertian dari strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran?
2.
Mengetahui
kegunaan metode pembelajaran?
3.
Mengetahui
manfaat media dan sumber belajar?
4.
Mengetahui
strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran
Kemp (Wina Senjaya, 2008)
mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien.Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya
(2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatupelaksanaan
pembelajaran.
metode
pembelajaran
di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4)
simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainya.
teknik
pembelajaran dapat
diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang
berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama.
Pendekatan
pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
B.
Penggunaan
metode pembelajaran IPS di SD
Proses pembelajaran ialah proses belajar mengajar (PBM) atau
proses komunikasi dan kerjasama guru dan siswa dalam mencapai
sasaran dan tujuanpendidikan–pengajaran. Pembelajaran jugamerupakan proses pengembangan sikap dankepribadian siswa
melalui berbagai tahap dan pengalaman.Prosespembelajaran ini
berlangsing melalui berbagai metode dan multi-media sebagai caradan alat menjelaskan, menganalisis, menyimpulkan,mengembangkan, menilaidan menguasai
(memakai: mengamalkan/aplikasi) pokok bahasan (thema) sebagai perwujudan
pencapaian sasaran (tujuan)
1.
Metode Ceramah
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan
pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada
siswa. Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian,
penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan metode pengajaran
lain, seperti tanya jawab dan diskusi terbatas, pemberian tugas dan
sebagainya.
a. Alasan
penggunaan:
1)
agar perhatian
siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung
2)
penyajian materi pelajaran sistimatis (tidak berbelit-belit)
3)
untuk merangsang siswa belajar
aktif
4)
untuk
memberikan feed back (balikan)
5)
untuk
memberikan motivasi belajar
b. Tujuan
1)
menyampaikan
informasi atau materi pelajaran
2)
membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa
untuk belajar
3)
memperjelas
materi pelajaran
c. Manfaat
Metode ceramah dapat digunakan dalam
hal:
1)
jumlah
siswa cukup besar
2)
sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
3)
waktu yang tersedia terbatas, sedang materi yang
disampaikan cukup banyak
d. Langkah-langkah penggunaan.
Langkah-langkah
penggunaan metode ceramah bervariasi,disesuaikan dengan metode-metode yang
dipakai sebagai
variasi, contoh penggunaan metode tanya-jawab dan
diskusi sebagai variasi:
1) Persiapan
a) merumuskan tujuan pembelajaran
khusus (TPK)
b) menyusun urutan penyajian materi untuk mencapai
tujuan pembelajaran khusus yang sudah ditetapkan
c) merumuskan materi ceramah secara
garis besar
d) bila materi ceramah terlalu luas, dapat dibagi
menjadi beberapa penggalan
e) disarankan materi ceramah diperbanyak untuk
dimiliki tiap siswa
2) Pelaksanaan
a) menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran
khusus (TPK) yang ingin dicapai sesudah pelajaran berakhir
b) menjelaskan kepada siswa pelaksanaan metode
ceramah bervariasi, misalnya: ceramah yang disertai dengan tanya jawab, diskusi kelompok kecil dan
ditutup dengan laporan kelas.
c) membagikan materi
ceramah kepada siswa
d) menyajikan materi ceramah
e) tanya jawab
f) guru mengkomunikasikan hal-hal yang harus
didiskusikan dalam kelompok kecil, waktu yang disediakan
untuk diskusi
g) pembentukan kelompok kecil
terdiri dari lima atau tujuh orang
h) pelaksanaan diskusi kelompok dalam batas waktuyangsudahditetapkan
i)
membuat kesepakatan satu kelompok untuk
melaporkan dimuka kelas, kelompok-kelompok yang lain sebagai pengulas
j)
penyampaian laporan
kelompok-kelompok yang telah ditetapkan
k) mengatur jalannya pengulasan oleh kelompok-kelompok
yang lain
l)
diskusi
kelas berakhir
2.
Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara
untuk menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus
dijawab oleh siswa atau sebaliknya (pertanyaan dari siswa yang harus dijawab
oleh guru) baik secara lisan atau tertulis.
Pertanyaan yang diajukan
mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru atau
pertanyaan yang lebih luas, asal berkaitan dengan
pelajaran atau pengalaman
yang dihayati. Melalui dengan tanya jawab akan
memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut.
a. Alasan
Penggunaan
1) untuk meninjau pelajaran yang
lain
2) agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan
yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pelajaran
berikut
3) untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin
pengamatan dan pemikiran siswa
b. Tujuan
1) mengetahui penguasaan bahan pelajaran melalui
ingatan dan pengungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang
dipelajari, didengar atau dibaca.
2) mengetahui jalan berpikir siswa secara
sistematis dan logis dalam memecahkan masalah (cara berpikir siswa
tidak meloncat-loncat dalam menangkap dan memecahkan suatu
masalah).
3) memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian
pelajaran yang dipandang penting serta mampu
menyimpulkan dan mengikutsertakan pelajaran sehingga mencapai
perumusan yang baik dan tepat.
4) memperkuat lagi kaitan antara suatu pertanyaan dengan jawabannya sehingga dapat membantu
tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran dan
mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang
telah dimilikinya.
5) membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis
pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat.
c. Manfaat
1) pertanyaan dapat membangkitkan minat dan
motivasi belajar siswa, serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang
baru
2) pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang
bersifat pengungkapan kembali dapat memperkuat ingatan
(assosiasi) antara pertanyaan dengan jawaban
3) pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harusdipikirkan,menafsirkan,
menganalisis dan menarik.
kesimpulan dapat mengembangkan cara-cara beripikir
logis dan sistematis
4) pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban
yang diperoleh atau dikemukakan dioleh dalam suasana yang serius dan pemusatan
perhatian terhadap jawaban. Apabila jawaban dibenarkan oleh guru,
makarasa gembira tersebut akan memperkuat
jawaban itu tersimpan dalam ingatan siswa
d. Langkah-langkah penggunaan
1) Persiapan
a) menentukan topic
b) merumuskan tujuan pembelajaran
khusus (TPK)
c) menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat
sesuai dengan TPK tertentu
d) mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin diajukan siswa
2) Pelaksanaan
a) menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran
khusus (TPK)
b) mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (siswa tidak hanya bertanya tetapi juga
menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain)
c) guru memberikan permasalahan sebagai bahan
apersepsi
d) guru mengajukan pertanyaan keseluruh
kelas
e) guru harus memberikan waktu yang cukup untukmemikirkan jawabannya, sehingga dapat
merumuskan secara sistematis
f) tanya jawab harus berlangsung dalam suasana
tenang, dan bukan dalam suasana yang tegang dan penuh persaingan yang tak sehat di antara parasiswa
g) pertanyaan dapat ditujukan pada
seorang siswa atau seluruh kelas, guru perlu
menggugah siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa yang
pandai dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk
memberi kesempatan pada yang lain
h) guru mengusahakan
agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja
i)
pertanyaan
ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan
mengungkapkan kembali
pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang
meminta pendapat, perasaan, sikap, serta
pertanyaan yang hanya mengungkapkan fakta-fakta saja.
3.
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran
dengan cara siswa membahas, dengan bertukar pendapat mengenai topik atau
masalah tertentu untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti
tentang topik/sesuatu, atau untuk mempersiapkan
dan merampungkan keputusan bersama
a. Alasan
penggunaan.
Di dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun
lingkungan masyarakat, diskusi banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk
memecahkan masalah dan telahmenjadi bagian dari
kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu metode ini
dipandang penting dikembangkan oleh guru di sekolah
b. Tujuan
Tujuan
penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar
mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu
c. Manfaat
1) menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatansiswa
yang demokratis
2) menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara
berpikir kritis, analitis, dan logis
3) memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasasosial
4) membina kemampuan untuk mengemukakan
pendapat dengan bahasa yang baik dan benar
d. Langkah-langkah penggunaan
1) Persiapan
a) menentukan topik yang akan
didiskusikan
b) merumuskan tujuan pembelajaran
khusus (TPK)
c) merumuskan masalah yang akan didiskusikan
d) menentukan waktu dan pengaturan
kelompok diskusi
2) Pelaksanaan
a) membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris,anggota)
b) menjelaskan tujuan pembelajaran
khusus (TPK)
c) membagi-bagi tugas,
dan memberikan pengarahan diskusi
d) memberikan rangsangan dan membantu
siswa untuk berpartisipasi
e) mencatat ide dan saran-saran yang
penting
f) kelompok-kelompok membuat hasil diskusinya dan
disampaikan dalam diskusi antar kelompok
g) hasil diskusi antar kelompok
dilaporkan kepada guru atau pimpinan diskusi dalam bentuk tertulis
4.
Metode Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa danmengadakan secara
sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung. Cara
atau metode ini ditandai pada umumnya dengan
pengamatan apa yang benar-benar dilakukan oleh individu dan membuat
pencatatan-pencatatan secara obyektif mengenai apa yang diamati.
Secara garis besar metode observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a)Structured
orm controller observation (observasi yang direncanakan, atau tes kontrol)
; b)Strukctures or informal observation (observasi
informal atau tidak direncanakan lebih dahulu).
a. Alasan
penggunaan metode observasi
Metode
observasi sebagai cara belajar mengajar dipandang efektif dalam
kegiatan belajar mengajar. Hal ini didasari pemikiran
bahwa dalam metode observasi ada beberapa hal yang mendukung keberhasilan
belajar mengajar, karena:
1) melatih siswa untuk peka terhadap peristiwa atau gejala
yang tejadi dalam lingkungannya
2) metode observasi
dapat mencatat data atau gejala-gejala yang terjadi, maka dapat
digunakan untuk melatih siswa dalam mengadakan evaluasi.
Tentunya peristiwa atau gejala-gejala yang dicatat
akan dipadukan dengan pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas
3) melatih siswa untuk mengambil keputusan yang tepatsesuai
dengan nilai-nilai moral yang diperoleh di kelas
4) memperluas cakrawala siswa mengenai nilai-nilai moral
atau ilmu pengetahuan yang
diperoleh di dalam kelas dipadukan dengan kenyataan.
b. Tujuan
1) untuk melengkapi pengetahuan yang
diperoleh di sekolah dan di kelas
2) untuk melihat, mengamati dan menghayatinya secara
langsung dan nyata mengenai obyek tertentu
3) untuk menanamkan nilai moral pada
siswa
c. Manfaat
1) menambah wawasan bagi siswa mengenai
peristiwa, gejala atau kejadian yang terjadi dalam lingkungannya atau obyek
yang diamati
2) melatih kecerdasan dan kepekaan
siswa terhadap kejadian-kejadian yang ada dilingkungannya
3) menanamkan nilai moral pada siswa
d. Langkah-langkah
penggunaan
1)
persiapan atau perencanaan
a) menetapkan tujuan pembelajaran
khusus (TPK)
b) menetapkan obyek yang akan
diobservasi
c) menentukan alat/instrumen peroleh data dalam mengadakan
observasi
d) membuat instrumen untuk mengadakan
observasi
2) Tahap pelaksanaan
a) siswa secara langsung menuju obyek yangdiobservasi
b) siswa mengadakan pengamatan terhadap obyekyang
diobservasi
c) siswa mengadakan pencatatan terhadap peristiwa,kejadian-kejadian
atau gejala-gejala yang terjadi
d) mendiskusikan hasil pengamatan
dengan tim
e) menyusun laporan sebagai hasil
observasi
5.
Metode Problem Solving
(Pemecahan Masalah)
Adalah suatu metode atau cara
penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada
suatu masalah yang harus dipecahkan
atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok
Pada metode ini titik
berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis,
benar dan tepat,tekanannya pada proses
pemecahan masalah dengan penentuan alternatif yang berguna saja. Metode ini baik untuk melatih
kesanggupansiswa dalam memecahkan masalah-masalah yangdihadapi dalam kehidupannya, mengingat
tidak ada manusia yang dapat terlepas
dari kesulitan atau masalah yang harus diselesaikan
secara rasional
a.
Alasan penggunaan
1)
Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah
menjadilebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan
dunia kerja
2)
Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah
dapat membiasakan siswa menghadapi danmemecahkanmasalah secara terampil, hal inimerupakan kemampuan yang sangatbermakna bagi
kehidupan manusia
3)
Metode ini merangsang pengembangan kemampuan
berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena
dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan
proses runtut dengan menyoroti permasalahan dari
berbagai segi dalam rangka mencapai pemecahannya.
b. Tujuan:
1) Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah
secara rasional
2) Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secara
individual maupun secara bersama-sama
3) Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkankepercayaan
pada diri sendiri.
c. Manfaat:
1) Mengembangkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah-masalah serta mengambil
keputusan secara obyektif dan rasional
2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dananalitis
3) Mengembangkan sikap toleransi
terhadap orang lain serta sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat
4) Memberikan pengalaman proses dalam menarik
kesimpulan bagi siswa
d. Langkah-langkah Penggunaan
1)
Persiapan
a) Menentukan permasalahan sebagai
topik. Topik ini dapat ditentukan dengan cara
menyajikan masalah yang jelas, yang menimbulkan
pertanyaan ingin tahu sehingga mendorong untuk pemecahannya.Masalah
ini harus tumbuh dan sesuai dengan
taraf kemampuan serta kecerdasan siswa
b) Merumuskan Tujuan
pembelajaran Khusus (TPK)
c) Merumuskan langkah-langkah pemecahan
masalah
d) Menentukan kriteria pemilihan pemecahan masalahyang
terbaik
2)
Pelaksanaan
a) Menjelaskan tujuan pembelajaran
khusus (TPK)
b) Menjelaskan pemecahan masalah
c) Merumuskan permasalahan
d) Menelaah permasalahan
e) Membuat dan merumuskan hipotesa
f) Menghimpun, mengelompokkan data sebagai bahan
hipotesis
g) Pembuktian hipotesis
h) Menentukan pilihan pemecahan dan
keputusan
C.
Pemanfaatan
media dan sumber belajar IPS di SD
1. Konsep
dasar media pembalajaran
Ada beberapa konsep, definisi media pendidikan atau
mediapembelajaran. Rossi dan Briedle (1996: 3) mengemukakan bahwa
mediapembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai
untukmencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran,
majalahdan sebagainya.Namun demikian, media bukan hanya berupa alat ataubahan
saja,akan tetapi hal-hal yang lain yang memungkinkan siswa dapatmemperoleh
pengetahuan. Menurut Gerlach secara umum media itumeliputi orang, bahan,
peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisiyang memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dansikap.Dari dua pengertian diatas, maka
tampak pengertian terkaitpengertian yang dikemukakan gerlach lebih luas
dibandingkan denganpengertian yang pertama.Adapula yang berpendapat bahwa
mediapengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak(software).
2. Pentingnya
media pembelajaran
Media sangat penting dalam suatu pembelajaran karena
dapatmembantu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran sehinggatujuan
pembelajaran dapat tercapai. Misalnya untuk mempelajaribagaimana kehidupan
makhluk hidup di dasar laut, tidak mungkin gurumembimbing siswa langsung
menyelam ke dasar lautan, atau membelahdada manusia hanya umtuk mempelajari
cara kerja organ tubuh manusia,seperti cara kerja jantung ketika memompakan
darah. Jadi media disinidapat dikatakan sebagai alat peraga pembelajaran yang
membantu prosesbelajar.Untuk memahami peranan media dalam proses
mendapatkanpengalaman belajar bagi siswa, Edgard Dale melukiskannya dalam
sebuahkerucut kemudian dinamakan kerucut pengalaman cone of experiment.
Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale
memberikangambaraqn bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat
melaluiproses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari,
prosesmengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan prosesmendengarkan
melalui bahasa.Uraian setiap pengalaman belajar seperti yang digambarkan
dalamkerucut akan dijelaskan berikut ini :
a.
Pengalaman langsung merupakan pengalaman
yang diperoleh siswasebagai hasil dari aktivitas sendiri.
b.
Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang
diperoleh melalui benda ataukejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan
yang sebenarnya.
c.
Pengalaman melalui drama, yaitu
pengalaman yang diperoleh dari kondisidan situasi yang diciptakan melalui drama
(peragaan) denganmenggunakan scenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
d.
Pengalaman melalui demonstrasi adalah
teknik penyampaian informasimelalui peragaan.
e.
Pengalaman wisata, yaitu pengalaman yang
diperoleh melalui kunjungansiswake suatu objek yang ingin dipelajari
f.
Pengalaman melalui pameran artinya pameran
disini adalah usaha untukmenunjukkan hasil karya
g.
Pengalaman melalui televisi merupakan
pengalaman tidak langsung sebabtelevisi merupakan perantara.
h.
Pengalaman melalui gambar Hidup dan film
merupaka rangkaian gambarmati yang diproyeksikan pada layar dengan kecepatan
tertentu.
i.
Pengalaman melalui radio, tape recorder
dan gambar.
j.
Pengalaman melalui lambing-lambang
visual seperti grafik, gambar, danbagan.
k.
Media melalui lambing verbal merupakan
pengalaman yang sifatnya lebihabstrak.
Dari gambaran kerucut pengalaman tersebut, siswa
akan lebihkongkret memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung,
melaluibenda-benda tiruan, pengalaman melalui drama, demonstrasi wisata
danmelalui pameran.
3. Fungsi
dan manfaat penggunaan media pembelajaran
Pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya
disampaikanmelalui bahasa verval. Hal ini di gambarkan oleh Edgar Dale, hal
tersebutdapat memungkinkan terjadinya verbalisme.Artinya siswa hanyamengetahui
tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yangterkandung dalam kata tersebut
sehingga dapat menimbulkan kesalahanpersepsi siswa.Olehnya itu sebaiknya
diusahakan agar pengalaman siswamenjadi lebih kongkret, pesan yang ingin di
capai, dilakukan melaluikegiatan yang dapat mendekatkan siswa.Penyampaian
informasi yang hanya melalui bahasa verbal selaindapat menimbulkan verbalisme
dan kesalahan persepsi, juga gairah siswauntuk menangkap pesan akan semakin
berkurang, karena siswa kurangdi ajak berpikir dan menghayati pesan yang
disampaikan, padahal untukmemahami sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik
maupun psikis.Media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan untuk :
a.
Menangkap suatu objek atau
peristiwa-peristiwa tertentuPeristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka
dapat di abadikandengan foto, film, atau direkam melalui video atau radio.
Kemudianperistiwa tersebut disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.Misalnya
guru dapat menjelaskan gerhana matahari yang langka melaluihasil rekaman video.
b.
Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau
objek tertentuDengan media pembelajaran bahan pelajaran yang bersifat
abstrakakan menjadi kongkret sehingga mudah dipahami dan dapatmenghilangkan
verbalisme.Media pembelajaran juga dapat membantu menampilkan objek yangterlalu
besar dan objek yang terlalu kecil. Untuk menampilkan objektersebut, pendidik
atau guru dapat memanfaatkan film slide, foto-foto,atau gambar. Benda-benda kecil
dapat ditampilkan pula denganmemanfaatkan mikroskop dan microprojector.Untuk
memanipulasi keadaan, juga media pembelajaran dapatmenampilkan suatu proses
atau gerakan yang terlalu cepat yang sulitdiikuti seperti gerakan mobil,
gerakan kapal terbang, atau sebaliknyadapat mempercepat gerakan-gerakan yang
lambat seperti gerakanpertumbuhan tanaman.
c.
Menambah gairah dan motivasi belajar
siswaPenggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehinggaperhatian
siswa terhadap materi pembelajaran meningkat.Dari beberapa fungsi di atas maka
media pembelajaran memiliki nilaipraktis sebagai berikut:
1)
Media dapat mengatasi keterbatasan
pengalaman yang dimiliki siswa
2)
Media dapat mengatasi batas ruang kelas
3)
Media dapat memungkinkan terjadinya
interaksi langsung antarapeserta dengan lingkungan
4)
Media dapat menghasilkan keseragaman
pengamatan
5)
Media dapat menanamkan konsep dasar yang
benar, nyata dan tepat
6)
Media dapat membangkitkan motivasi dan
merangsang peserta untukbelajar dengan baik
7)
Media dapat membangkitkan keinginan dan
minat baru
8)
Media dapat mengontrol kecepatan
belaajar siswa
9)
Media dapat memberikan pengalaman yang
menyeluruh dari hal-halyang kongkret sampai yang abstrak.
4. Klasifikasi
dan macam-macam media pembelajaran
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa klasifikasitergantung dari sudut melihatnya.
a.
Dilihat dari sifatnya, media dibagi ke
dalam :
1)
Media auditif
2)
Media visual
3)
Media audiovisual
b.
Dilihat dari kemampuan jangkauannya,
media dibagi ke dalam :
a.
Media yang memiliki daya liput yang luas
dan serentakseperti radio dan televisi.
b.
Media yang mempunyai daya liut yang
terbatas oleh ruangdan waktu seperti film slide, foto dsb.
c.
Dilihat dari cara atau teknik
pemakaiannya, media dibagi ke dalam :
a.
Media yang diproyeksikan
b.
Media yang tidak diproyeksikan
5. Prinsip-prinsip
penggunaan media pembelajaran
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam
penggunaan mediapada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media
pembelajaranAgar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk
membelajarkansiswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan,
diantaranya :
a.
Media yang digunakan oleh guru harus
sesuai dan diarahkan untukmencapai tujuan pembelajaran.
b.
Media yang digunakan harus sesuai dengan
materi pembelajaran
c.
Media pembelajaran harus sesuai dengan
minat, kebutuhan dankondisi siswa.
d.
Media yang digunakan memerhatikan
efektivitas dan efesien.
e.
Media yang digunakan harus sesuai dengan
kemampuan guru dalammengoperasikannya.
6. Sumber
belajar
Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala
sesuatu yangdapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan danpengalaman
belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.Dalam pengajaran tradisional,
guru sering hanya menetapkan bukusebagai sumber belajar. Dalam proses
pembelajaran yang dianggapmodern sesuai tuntutan standar proses pendidikan dan
sesuaiperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologiinformasi,
maka sebaiknya guru memanfaatkan sumber lainnya selainbuku.Beberapa sumber
balajar yang bias dimanfaatkan oleh gurukhsusunya dalam setting proses
pembelajaran didalam kelas diantaranyaadalah :
a.
Manusia sumber
b.
Alat dan bahan pengajaran
c.
Berbagai aktivitas dan kegiatan
d.
Lingkungan atau setting
D.
Strategi
pembelajaran berorientasi aktivitas siswa :
1. Jenis-jenis
strategi pembelajaran IPS di SD
a.
Strategi
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pembelajaran langsung adalah istilah
yang sering digunakan untuk teknik pembelajaran Ekspositoris , atau teknik
penyampaian semacam kuliah (sering juga digunakan istilah “chalk and talk
”). Strategi pembelajaran langsung merupakan bentuk dan pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).
Dikatakan demikian, sebab dalam staretgi ini guru memegang peran yang sangat
dominan.Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara
terstruktur. Diharapkan apa yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan
baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement)
siswa.Metode pembelajaran dengan kuliah dan demonstrasi merupakan bentuk-bentuk
strategi pembelajaran langsung.
b.
Strategi
Pembelajaran Cooperative Learning
Cooperative Learning adalah strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama dalam suatu kelompok yang
biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari suatu materi akademik
yang spesifik sampai tuntas. Strategi pembelajaran Cooperative Learning
mulai populer akhir-akhir ini. Melalui Cooperative Learning
siswa didorong untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan
keadaan kelompoknya. Kerja sama di sini dimaksudkan setiap anggota kelompok
harus saling bantu. Yang cepat harus membantu yang lambat karena penilaian
akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Kegagalan individu adalah
kegagalan kelompok, dan sebaliknya keberhasilan individu adalah keberhasilan
kelompok.Oleh karena itu, setiap anggota harus memiliki tanggung jawab penuh
terhadap kelompoknya. Beberapa penulis seperti Slavin, Johnson, & Johnson,
mengatakan ada komponen yang sangat penting dalam strategi pembelajaran
cooperative yaitu kooperatif dalam mengerjakan tugas-tugas dan kooperatif
dalam memberikan dorongan atau motivasi. Slavin, Abrani, dan Chambers
(1996) berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari
beberapa perspektif, yaitu perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif
dan perspektif elaborasi kognitif. Perspektif motivasi, artinya bahwa
penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok
akan saling membantu. Dengan demikian keberhasilan setiap indivindu pada
dasarnya adalah keberhasilan kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap
anggota kelompok untuk memperjuangkan keberhasilan kelompoknya.
Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling
membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok
memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi keberhasilan
sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, di mana setiap anggota
kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan
Perspektif perkembangan kognitif artinya
bahwa dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan
prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif,
artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi
untuk menambah pengetahuan kognitifnya.
c.
Strategi
Pembelajaran Problem Solving
Mengajar memecahkan masalah berbeda
dengan penggunaan pemecahan masalah sebagai suatu strategi
pembelajaran.Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana siswa
memecahkan suatu persoalan, misalkan memecahkan soal-soal matematika.Sedangkan
strategi pembelajaran pemecahan masalah adalah teknik untuk membantu siswa agar
memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah.Dengan demikian perbedaan keduanya terletak pada kedudukan
pemecahan masalah itu. Mengajar memecahkan masalah berarti pemecahan masalah
itu sebagai isi atau content dari pelajaran, sedangkan pemecahan masalah
adalah sebagai suatu strategi. Jadi, kedudukan pemecahan masalah hanya sebagai
suatu alat saja untuk memahami materi pembelajaran. Ada beberapa ciri
strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah:
1)
Pertama, siswa bekerja
secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil;
2)
Kedua, pembelajaran
ditekankan kepada materi pelajaran yang mendukung persoalan-persoalan untuk
dipecahkan dan lebih disukai persoalan yang banyak kemungkinan cara
pemecahanya;
3)
Ketiga, siswa mnggunakan
banyak pendekatan dalam belajar;
4)
Kempat, hasil dari pemecahan
maslah adalah tukar pendapat (sharing) di antara semua siswa.
d.
Strategi
Mengulang
Strategi mengulang sederhana digunakan
untuk sekedar membaca ulang materi tertentu untuk menghafal saja. Contoh lain
dari strategi sederhana adalah menghafal nomor telepon, arah tempat, waktu
tertentu, daftar belanjaan, dan sebagainya. Memori yang sudah ada di pikiran
dimunculkan kembali untuk kepentingan jangka pendek, seketika, dan
sederhana. Penyerapan bahan belajar yang lebih kompleks memerlukan
strategi mengulang kompleks.Menggarisbawahi ide-ide kunci, membuat catatan pinggir,
dan menuliskan kembali inti informasi yang telah diterima merupakan bagian dari
mengulang kompleks. Strategi tersebut tentunya perlu diajarkan ke siswa agar
terbiasa dengan cara demikian.
e.
Strategi
Elaborasi
Strategi elaborasi adalah proses
penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Dengan
strategi elaborasi, pengkodean lebih mudah dilakukan dan lebih memberikan
kepastian.Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori di
otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengan menciptakan hubungan
dan gabungan antara informasi baru dengan yang pernah ada. Beberapa
bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan catatan, analogi, dan PQ4R.
Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang menggabungkan antara informasi
yang dipunyai sebelumnya dengan informasi baru yang didapat melalui proses
mencatat. Dengan mencatat, siswa dapat menuangkan ide baru dari percampuran dua
informasi itu. Analogi merupakan cara belajar dengan pembandingan yang
dibuat untuk menunjukkan persamaan antara ciri pokok benda atau ide, misalnya
otak kiri mirip dengan komputer yang menerima dan menyimpan informasi.
P4QR merupakan strategi yang digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang
mereka baca. P4QR singkatan dar Preview (membaca selintas dengan cepat),
Question (bertanya), dan 4R singkatan dari read, reflect, recite, dan review
atau membaca, merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan mengulang secara
menyeluruh. Strategi PQ4R merupakan strategi belajar elaborasi yang terbukti
efektif dalam membantu siswa menghafal informasi bacaan.
f.
Strategi
Organisasi
Strategi organisasi membantu pelaku
belajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru dengan struktur
pengorganisasian baru.Strategi organisasi terdiri atas pengelompokan ulang
ide-ide atau istilah menjadi subset yang lebih kecil.Strategi tersebut juga
berperan sebagai pengindentifikasian ide-ide atau fakta kunci dari sekumpulan
informasi yang lebih besar.Bentuk strategi organisasi adalah Outlining, yakni
membuat garis besar.Siswa belajar menghubungkan berbagai macam topik atau ide
dengan beberapa ide utama. Mapping, yang lebih dikenal dengan pemetaan
konsep, dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining. Mnemonics
membentuk kategori khusus dan secara teknis dapat diklasifikasikan sebagai satu
strategi, elaborasi atau organisasi.Mnemonics membantu dengan membentuk
asosiasi yang secara alamiah tidak ada yang membantu mengorganisasikan
informasi menjadi memori kerja.Strategi Mnemonics terdiri atas pemotongan,
akronim, dan kata berkait.
2. Pertimbangan
pemilihann strategi pembelajaran IPS di SD
Berbagai
pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran yang
akan dilakukan diantaranya pertimbangan yang berhubungan dengan : 1) tujuan
yang ingi dicapai, 2) bahan atau materi pembelajaran, 3) siswa, 4) pertimbangan
lainnya (Sanjaya, 2006 : 128).
Pertanyaan-pertanyaan
yang dapat diajukan berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai diantaranya
apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai diantaranya apakah tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek kognitif, afektif atau
psikomotor?bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
apakah tingkatnya tinggi atau rendah? Apakah untuk mencapai tujuan itu
memerlukan keterampilan akademis?
Pertanyaan-pertanyaan
yang dapat diajukan berkaitan dengan bahan atau materi pembelajaran diantaranya
apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?,
apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat tertentu
atau tidak? apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu?
Pertanyaan-pertanyaan
yang dapat diajukan berkaitan dengan siswa diantaranya apakah strategi
pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa?, apakah strategi
pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat dan kondisi siswa? Apakah strategi
pembelajaran itu sesuai dengan gaya bahasa belajar siswa?
Pertanyaan-pertanyaan
yang dapat diajukan berkaitan dengan pertimbangan lainnya yaitu apakah untuk
mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja?, apakah strategi yang
kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang dapat digunakan?, apakah
strategi itu memiliki nilai efektivitas dan efisiensi?
3. Prinsip-prinsip
penggunaan strategi pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan
Prinsip
umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi
pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan pembelajaran dan semua
keadaan. Beberapa prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran diantaranya :
1) berorientasi pada tujuan, 2) aktivitas, 3) individualitas, 4) integritas (Sanjaya,
2006, 129-131).
Keberhasilan
strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Guru perlu dengan cermat menganalisis berbagai tujuan
pembelajaran sehingga tidak salah dalam memilih strategi pembelajaran yang akan
digunakan. Strategi pembelajaran yang dipilih guru harus mampu membangkitkan
siswa untuk beraktivitas.Aktivitas dalam hal ini adalah berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.Siswa terlibat secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran baik secara fisik maupun mental. Strategi
pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa.
Guru perlu memiliki kemampuan untuk menganalisis kemampuan, karakteristik, gaya
belajar dan minat siswa secara individual sehingga ia dapat menentukan strategi
pembelajaran yang tepat sesuai dengan perbedaan individual yang dimiliki
masing-masing siswa. Strategi pembelajaran harus mampu mengembangkan seluruh
potensi yang dimiliki siswa secara terintegrasi.Potensi-potensi tersebut
diantaranya kognitif, afektif, psikomotor dan kepribadian.
Prinsip
pembelajaran secara khusus diuraikan dalam Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005 yang menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.
Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (SPBAS)
Sebelum membahas tentang Strategi Pembelajaran
Berorientasi Siswa Aktif ini, ada baiknya kita memahami pengertian strategi,
metode dan pendekatan pada pembelajaran terlebih dahulu.Dalam dunia pendidikan
strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Dari pengertian diatas, ada
dua hal yang perlu kita cermati.Pertama, strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti
penyusunan strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum
sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan
tertentu.Artinya, arah dari semua penyusunan strategi adalah pencapaian
tujuan.Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan
berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian
tujuan.Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi perlu dirumuskan tujuan yang
jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang telah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal, inilah yang dinamakan dengan metode.Berarti metode merupakan
perealisasian strategi yang telah ditetapkan.Dengan demikian, bisa terjadi saru
strategi pembelajaran digunakan beberapa metode.Misalnya, dalam melaksanakan
strategi PBAS bisa digunakan metode diskusi dan pemecahan masalah.Oleh karena
itu, strategi berbeda dengan metode. Strategi memunjuk pada sebuah perencanaan
untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk
melaksanakan strategi.
Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan
strategi adalah pendekatan. Pendekatan berbeda dengan strategi dan metode.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karena itu,
strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau bergantung
dari pendekatan tertentu.
Nah, apakah Strategi Pembelajaran
Berorientasi Aktivitas Siswa (SPBAS) itu?Strategi Pembelajaran Berorientasi
Aktivitas Siswa merupakan system pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai
subjek belajar.Artinya pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas
siswa.Siswa tidak dianggap sebagai organisme yang pasif.Akan tetapi, siswa
merupakan organisme yang aktif yang memiliki potensi untuk berkembang.Mereka
adalah individu yang memiliki potensi. Dalam pelaksanaannya, strategi ini
menerapkan pembelajaran dimana siswa aktif dalam setiap proses pembelajaran
baik itu dalam mencari informasi serta menjadi sumber belajar. Keaktivan disini
dinilai tidak hanya kektivan secara fisik. Akan tetapi, keaktivan
pengetahuan dan berfikirnya juga dikembangkan.
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi
pada aktivitas siswa.Pertama, asumsi filosofis tentang
pendidikan.Pendidikan merupakan usaha sadar dalam mengembangkan manusia menuju
kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, kedewasaan sosial, maupun kedewasaan
moral. Oleh karena itu, pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja,
akan tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki anak didik. Kedua,
siswa sebagai subjek pendidikan yaitu siswa merupakan manusia yang sedang dalam
tahap perkembangan, memiliki kemampuan yang berbeda, insane yang akktif,
kretaif dan dinamis dalam menghadapi kebutuhannya.Ketiga,asumsi tentang
guru yaitu guru sebagai penanggung jawab atas tercapainya hasil belajar pesrta
didik, memiliki kemampuan professional dalam mengajar, memiliki peran sebagai
sumber belajar. Keempat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran
adalah bahwa proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu
sistem, peristiwa belajar yang diatur oleh guru, menggunakan metode dan teknik
yang berdaya guna dan proses pengajaran adalah kegiatan belajar siswa secara
optimal.
4.
Pembelajaran
berorientasi aktivitas siswa
Penerapan PBAS Dalam Proses
Pembelajaran
Dalam
kegiatan belajar mengajar penerapan PBAS dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk
kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun
laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya.Keaktifan siswa itu ada yang
secara langsung dapat diamati, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi,
mengumpulkan data dan lain sebagainya.Akan tetapi ada juga yang tidak bisa
diamati, seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak.
Kadar
pembelajaran berorientasi aktifitas siswa tidak hanya ditentukan oleh aktifitas
fisik semata, akan tetapi juga ditentukan oleh aktifitas nonfisik seperti
mental, intelektual, dan emosional. Oleh sebab itu, sebetulnya aktif dan tidak
aktifnya siswa dalam belajar hanya siswa yang mengetahui secara pasti. Tidak
dapat dipastikan bahwa siswa yang diam mendengarkan penjelasan bukan berarti
tidak pembelajaran berorientasi aktifitas siswa, demikian sebaliknya, dan belum
tentu juga siswa yang secara fisik aktif memiliki kadar aktifitas yang tinggi
pula.
Salah satu
hal yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah suatau proses pembelajaran
memliki kadar PBAS yang tinggi, sedang, atau lemah. Dapat kita lihat dari
criteria dan penerapan PBAS dalam proses pembelajaran. Kriteria tersebut
menggambarkan sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dalam
perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran maupun dalam mengevaluasi
hasil pembelajaran. Semakin siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut, maka
kadar PBAS semakin tinggi.
Kelebihan dan kekurangan PBA
Gaya mengajar yang menempatkan peserta didik sebagai titik
pusat kegiatan belajar-mengajar akan dapat menghasilkan suatu proses
belajar-mengajar yang efektif dan efisien. Maka system pengajaran yang
dikehendaki ialah system instruksional yang memberikan peranan dan partisipasi aktif
kepada peserta didik sebagai pusat kegiatan belajar-mengajar yang dapat
direncanakan, sehingga prinsip-prinsip PBAS dapat diterapkan dalam berbagai
strategi belajar-mengajar. Selain itu, proses belajar mengajar dapat terjadi
proses asimilasi dan akomodasi dalam pencapaian pengetahuan, proses perbuatan
serta pengalaman langsung terhadap umpan balik dalam pembentukan keterampilan,
proses penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam rangka pembentukan
nilai dan sikap.
Kalau dalam proses belajar-mengajar itu kurang terjadi pada
bidang keterampilanmaupun bidang sikap dan nilai, yakni kualitas dan
kuantitasnya akan sangat tergantung kepada tingkat keterlibatan peserta didik
dalam proses belajar-mengajar. Dan hendaknya guru dapat menyalurkan keaktifan dan
kedinamisan peserta didik tersebut untuk tujuan-tujuan pengajaran, karena itu
guru harus mempunyai kemampuan professional untuk menganalisis situasi
pengajaran, lalu mampu merencanakan system pengajaran yang efektif dan efisien,
yang pada akhirnya juga mampu mengaktualisasikan proses belajar mengajar yang
telah dirancang tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
hasil pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara model
pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, tehnik dan metode
pembelajaran. Walaupun perbedaan itu tidak begitu tegas, karena semua istilah
merupakan satu kesatuan yang saling menunjang, untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Jadi model pembelajaran adalah pembungkus proses
pembelajaran yang didalamnya ada pendekatan, strategi, metode dan tehnik.
Contoh : model yang digunakan guru PAIKEM, Pendekatan pembelajaran yang
telah ditetapkan pemerintah adalah pendekatan pembelajaran yang terfokus pada
siswa, dimana strategi pembelajaran siswa aktif, bisa mengungkapan
gagasan, penemuan-penemuan
Jika
strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum
aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada
cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah
ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan
rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah
yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya),
masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan
desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun
beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya,
maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap
akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Berdasarkan
uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai
dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
Mencermati
upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru
atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model
pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian
akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber
literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep
atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan
teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru
pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran
tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja
masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran
versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model
pembelajaran yang telah ada.
B.
Saran
Dengan adanya makalah ini maka pemakalah
mengharapkan pembaca dapat memahami isi makalah ini dan mampu menerapkannya
dalam pembelajaran IPS.
DAFTAR PUSTAKA
Wina
Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
http://herdy07.wordpress.com/2012/03/17/apa-perbedaannya-model-metode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/
Trimakasih
BalasHapusSama-sama semoga bermanfaat
HapusSama-sama semoga bermanfaat
HapusSama-sama semoga bermanfaat
Hapus