adopt your own virtual pet!

contact person

Rabu, 22 Oktober 2014

METODE, MEDIA, DAN STRATEGI PEMBELAJARAN IPS DI SD



MAKALAH

METODE, MEDIA, DAN STRATEGI PEMBELAJARAN IPS DI SD YANG BERORIENTASI STANDAR PROSES PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah  Pembelajaran IPS




Disusun Oleh:
1.      Anna Nurazizah               (120641146)
2.      Atin Supriatin                  (120641130)
3.      Endah Ermiati                 (120641139)
4.      Richa Pebrilianti              (120641126)
5.      Sri Winarti                       (120641140)               

Kelas : E 4

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2014



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan baik.
            Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan menyenangkan. Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik.
Berdasarkan pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan pendekatan yang tepat. Salah satu solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang membuat siswa lebih senang dan lebih termotivasi untuk belajar. Beberapa pendekatan pembelajaran yang dianggap efisien adalah pendekatan pembelajaran komunikatif, pendekatan pembelajaran kontekstual, dan pendekatan pembelajaran humanistik. Pada makalah ini, penulis akan menjelaskan tentang Pendekatan, metode, model, strategi dan teknik pembelajaran.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka terdapat rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dari strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran?
2.      Apa kegunaan metode pembelajaran?
3.      Apa manfaat media dan sumber belajar?
4.      Bagaimana strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa?

C.    Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka terdapat tujuan sebagai berikut:
1.      Mengetahui pengertian dari strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran?
2.      Mengetahui kegunaan metode pembelajaran?
3.      Mengetahui manfaat media dan sumber belajar?
4.      Mengetahui strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran
Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatupelaksanaan pembelajaran.
metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
B.     Penggunaan metode pembelajaran IPS di SD
Proses pembelajaran ialah proses belajar mengajar (PBM) atau proses komunikasi dan kerjasama guru dan siswa dalam mencapai sasaran dan tujuanpendidikan–pengajaran. Pembelajaran jugamerupakan proses pengembangan sikap dankepribadian siswa melalui  berbagai tahap  dan pengalaman.Prosespembelajaran ini berlangsing melalui berbagai metode dan multi-media sebagai caradan alat menjelaskan, menganalisis, menyimpulkan,mengembangkan, menilaidan menguasai (memakai: mengamalkan/aplikasi) pokok bahasan (thema) sebagai perwujudan pencapaian sasaran (tujuan)
1.      Metode Ceramah
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Metode ceramah bervariasi merupakan cara  penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan metode pengajaran lain, seperti  tanya jawab dan diskusi terbatas, pemberian tugas dan sebagainya.
a.    Alasan penggunaan:
1)        agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung
2)        penyajian materi pelajaran sistimatis (tidak berbelit-belit)
3)        untuk merangsang siswa belajar aktif
4)        untuk memberikan feed back (balikan)
5)        untuk memberikan motivasi belajar
b.    Tujuan
1)        menyampaikan informasi atau materi pelajaran
2)        membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar
3)        memperjelas materi pelajaran
c.    Manfaat
Metode ceramah dapat digunakan dalam hal:
1)        jumlah siswa cukup besar
2)        sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3)        waktu yang tersedia terbatas, sedang materi yang disampaikan cukup banyak
d.   Langkah-langkah penggunaan.
Langkah-langkah penggunaan metode ceramah bervariasi,disesuaikan dengan metode-metode yang dipakai sebagai variasi, contoh penggunaan metode tanya-jawab dan diskusi sebagai variasi:
1)      Persiapan
a)      merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b)      menyusun urutan penyajian materi untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus yang sudah ditetapkan
c)      merumuskan materi ceramah secara garis besar
d)     bila materi ceramah terlalu luas, dapat dibagi menjadi beberapa penggalan
e)      disarankan materi ceramah diperbanyak untuk dimiliki tiap siswa
2)      Pelaksanaan
a)      menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang ingin dicapai sesudah pelajaran berakhir
b)      menjelaskan kepada siswa pelaksanaan metode ceramah bervariasi, misalnya: ceramah yang disertai dengan tanya jawab, diskusi kelompok kecil dan ditutup dengan laporan kelas.
c)      membagikan materi ceramah kepada siswa
d)     menyajikan materi ceramah
e)      tanya jawab
f)       guru mengkomunikasikan hal-hal yang harus didiskusikan  dalam  kelompok  kecil, waktu yang disediakan untuk diskusi
g)      pembentukan kelompok kecil terdiri dari lima atau tujuh orang
h)      pelaksanaan diskusi kelompok dalam batas waktuyangsudahditetapkan
i)        membuat kesepakatan satu kelompok untuk melaporkan dimuka kelas, kelompok-kelompok yang lain sebagai pengulas
j)        penyampaian laporan kelompok-kelompok yang telah ditetapkan
k)      mengatur jalannya pengulasan oleh kelompok-kelompok yang lain
l)        diskusi kelas berakhir
2.      Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya (pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara lisan atau tertulis.  
Pertanyaan  yang  diajukan  mengenai  isi pelajaran yang sedang  diajarkan  guru atau pertanyaan yang lebih luas,  asal  berkaitan  dengan  pelajaran  atau  pengalaman yang dihayati. Melalui dengan tanya jawab akan memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut.
a.    Alasan Penggunaan
1)      untuk meninjau pelajaran yang lain
2)      agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan yang  telah  dicapai  sehingga  dapat melanjutkan pelajaran berikut
3)      untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin pengamatan dan pemikiran siswa
b.    Tujuan
1)      mengetahui penguasaan bahan pelajaran melalui ingatan dan pengungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca.
2)      mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis dalam memecahkan masalah (cara berpikir siswa tidak meloncat-loncat dalam menangkap dan memecahkan suatu masalah).
3)      memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajaran  yang  dipandang  penting serta mampu   menyimpulkan  dan mengikutsertakan pelajaran sehingga mencapai perumusan  yang baik dan tepat.
4)      memperkuat lagi kaitan antara suatu pertanyaan dengan jawabannya sehingga dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran dan mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya.
5)      membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat.

c.    Manfaat     
1)      pertanyaan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang baru
2)      pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat  pengungkapan  kembali dapat memperkuat ingatan (assosiasi) antara pertanyaan dengan jawaban
3)      pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harusdipikirkan,menafsirkan,  menganalisis  dan menarik.
kesimpulan dapat mengembangkan cara-cara beripikir logis dan sistematis
4)      pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban yang diperoleh atau dikemukakan dioleh dalam suasana yang serius dan pemusatan perhatian terhadap jawaban. Apabila jawaban dibenarkan oleh guru, makarasa  gembira  tersebut  akan  memperkuat  jawaban itu tersimpan dalam ingatan siswa
d.   Langkah-langkah penggunaan       
1)      Persiapan
a)      menentukan topic
b)      merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c)      menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu
d)     mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa
2)      Pelaksanaan
a)      menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b)      mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (siswa tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain)
c)      guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi
d)     guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas
e)      guru harus memberikan waktu yang cukup untukmemikirkan jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis
f)       tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam suasana yang tegang dan penuh persaingan yang tak sehat di antara parasiswa
g)      pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh  kelas,  guru perlu  menggugah  siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa yang pandai dan berani  menjawab  perlu dikendalikan untuk memberi kesempatan pada yang lain
h)      guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja
i)        pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran,  pertanyaan  mengungkapkan  kembali pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang meminta  pendapat,  perasaan,  sikap, serta pertanyaan yang hanya mengungkapkan fakta-fakta saja.
3.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas, dengan bertukar pendapat mengenai topik atau masalah tertentu untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang  topik/sesuatu, atau  untuk  mempersiapkan  dan merampungkan keputusan bersama
a.    Alasan penggunaan.
Di dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, diskusi banyak digunakan sebagai salah  satu cara untuk  memecahkan masalah dan telahmenjadi bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.  Oleh karena itu metode ini dipandang penting dikembangkan oleh guru di sekolah
b.    Tujuan
Tujuan penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu
c.    Manfaat
1)      menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatansiswa yang demokratis
2)      menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berpikir kritis, analitis, dan logis
3)      memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasasosial
4)      membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar
d.   Langkah-langkah penggunaan
1)      Persiapan
a)      menentukan topik yang akan didiskusikan
b)      merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c)      merumuskan masalah yang akan didiskusikan
d)     menentukan waktu dan pengaturan kelompok diskusi
2)      Pelaksanaan
a)      membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris,anggota)
b)      menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c)      membagi-bagi tugas, dan memberikan pengarahan diskusi
d)     memberikan rangsangan dan membantu siswa untuk berpartisipasi
e)      mencatat ide dan saran-saran yang penting
f)       kelompok-kelompok membuat hasil diskusinya dan disampaikan dalam diskusi antar  kelompok
g)      hasil diskusi antar kelompok dilaporkan kepada guru atau pimpinan diskusi dalam bentuk tertulis
4.      Metode Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa danmengadakan secara   sistematis mengenai  tingkah  laku dengan melihat atau  mengamati individu atau kelompok secara langsung.  Cara  atau metode ini ditandai  pada umumnya  dengan pengamatan apa yang benar-benar dilakukan oleh individu dan membuat pencatatan-pencatatan secara obyektif mengenai apa yang diamati. Secara garis besar metode observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a)Structured orm controller observation (observasi yang direncanakan, atau tes kontrol) ; b)Strukctures or informal observation (observasi informal atau tidak direncanakan lebih dahulu).
a.    Alasan penggunaan metode observasi
Metode observasi sebagai cara belajar mengajar dipandang efektif dalam  kegiatan belajar mengajar.  Hal ini didasari pemikiran bahwa dalam metode observasi ada beberapa hal yang mendukung keberhasilan belajar mengajar,  karena:
1)      melatih siswa untuk peka terhadap peristiwa atau gejala yang tejadi dalam lingkungannya
2)      metode observasi dapat mencatat data atau gejala-gejala yang terjadi, maka dapat digunakan untuk melatih siswa dalam mengadakan evaluasi.  Tentunya peristiwa atau gejala-gejala yang  dicatat  akan dipadukan dengan pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas
3)      melatih siswa untuk mengambil keputusan yang tepatsesuai dengan nilai-nilai moral yang diperoleh di kelas
4)      memperluas cakrawala siswa mengenai nilai-nilai moral atau ilmu  pengetahuan  yang  diperoleh di dalam kelas dipadukan dengan kenyataan.
b.    Tujuan
1)      untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah dan di kelas
2)      untuk melihat, mengamati dan menghayatinya secara langsung dan nyata mengenai obyek tertentu
3)      untuk menanamkan nilai moral pada siswa
c.    Manfaat
1)      menambah wawasan bagi siswa mengenai peristiwa, gejala atau kejadian yang terjadi dalam lingkungannya atau obyek yang diamati
2)      melatih kecerdasan dan kepekaan siswa terhadap kejadian-kejadian yang ada dilingkungannya
3)      menanamkan nilai moral pada siswa
d.   Langkah-langkah penggunaan
1)        persiapan atau perencanaan
a)      menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b)      menetapkan obyek yang akan diobservasi
c)      menentukan alat/instrumen peroleh data dalam mengadakan
observasi
d)     membuat instrumen untuk mengadakan observasi
2)      Tahap pelaksanaan
a)      siswa secara langsung menuju obyek yangdiobservasi
b)      siswa mengadakan pengamatan terhadap obyekyang diobservasi
c)      siswa mengadakan pencatatan terhadap peristiwa,kejadian-kejadian atau gejala-gejala yang terjadi
d)     mendiskusikan hasil pengamatan dengan tim
e)      menyusun laporan sebagai hasil observasi
5.      Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara  siswa  dihadapkan  pada  suatu masalah  yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis, benar dan tepat,tekanannya pada proses pemecahan masalah dengan penentuan alternatif yang berguna saja. Metode ini baik untuk melatih kesanggupansiswa dalam memecahkan masalah-masalah   yangdihadapi dalam kehidupannya, mengingat tidak ada manusia yang dapat terlepas  dari kesulitan  atau masalah yang harus diselesaikan secara rasional
a.    Alasan penggunaan
1)        Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadilebih relevan  dengan kehidupan, khususnya dengan  dunia kerja
2)        Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan siswa menghadapi danmemecahkanmasalah secara terampil, hal inimerupakan kemampuan yang sangatbermakna bagi kehidupan manusia
3)        Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara  kreatif dan menyeluruh,  karena dalam proses  belajarnya, siswa  banyak melakukan proses runtut  dengan  menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencapai pemecahannya.

b.    Tujuan:
1)      Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah secara rasional
2)      Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secara individual maupun secara bersama-sama
3)      Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkankepercayaan pada diri sendiri.
c.    Manfaat:
1)      Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah  serta  mengambil  keputusan secara obyektif dan rasional
2)      Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dananalitis
3)      Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat
4)      Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi siswa
d.   Langkah-langkah Penggunaan
1)        Persiapan
a)      Menentukan permasalahan sebagai topik. Topik ini dapat  ditentukan dengan cara menyajikan  masalah yang jelas, yang  menimbulkan  pertanyaan ingin tahu sehingga mendorong untuk pemecahannya.Masalah ini harus  tumbuh  dan sesuai  dengan  taraf  kemampuan serta kecerdasan siswa
b)      Merumuskan Tujuan pembelajaran Khusus (TPK)
c)      Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah
d)     Menentukan kriteria pemilihan pemecahan masalahyang terbaik
2)        Pelaksanaan
a)      Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b)      Menjelaskan pemecahan masalah
c)      Merumuskan permasalahan
d)     Menelaah permasalahan
e)      Membuat dan merumuskan hipotesa
f)       Menghimpun, mengelompokkan data sebagai bahan hipotesis
g)      Pembuktian hipotesis
h)      Menentukan pilihan pemecahan dan keputusan

C.    Pemanfaatan media dan sumber belajar IPS di SD
1.      Konsep dasar media pembalajaran
Ada beberapa konsep, definisi media pendidikan atau mediapembelajaran. Rossi dan Briedle (1996: 3) mengemukakan bahwa mediapembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untukmencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalahdan sebagainya.Namun demikian, media bukan hanya berupa alat ataubahan saja,akan tetapi hal-hal yang lain yang memungkinkan siswa dapatmemperoleh pengetahuan. Menurut Gerlach secara umum media itumeliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisiyang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dansikap.Dari dua pengertian diatas, maka tampak pengertian terkaitpengertian yang dikemukakan gerlach lebih luas dibandingkan denganpengertian yang pertama.Adapula yang berpendapat bahwa mediapengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak(software).
2.      Pentingnya media pembelajaran
Media sangat penting dalam suatu pembelajaran karena dapatmembantu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran sehinggatujuan pembelajaran dapat tercapai. Misalnya untuk mempelajaribagaimana kehidupan makhluk hidup di dasar laut, tidak mungkin gurumembimbing siswa langsung menyelam ke dasar lautan, atau membelahdada manusia hanya umtuk mempelajari cara kerja organ tubuh manusia,seperti cara kerja jantung ketika memompakan darah. Jadi media disinidapat dikatakan sebagai alat peraga pembelajaran yang membantu prosesbelajar.Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkanpengalaman belajar bagi siswa, Edgard Dale melukiskannya dalam sebuahkerucut kemudian dinamakan kerucut pengalaman cone of experiment.
Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale memberikangambaraqn bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melaluiproses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, prosesmengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan prosesmendengarkan melalui bahasa.Uraian setiap pengalaman belajar seperti yang digambarkan dalamkerucut akan dijelaskan berikut ini :
a.       Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswasebagai hasil dari aktivitas sendiri.
b.      Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda ataukejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya.
c.       Pengalaman melalui drama, yaitu pengalaman yang diperoleh dari kondisidan situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) denganmenggunakan scenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
d.      Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian informasimelalui peragaan.
e.       Pengalaman wisata, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kunjungansiswake suatu objek yang ingin dipelajari
f.       Pengalaman melalui pameran artinya pameran disini adalah usaha untukmenunjukkan hasil karya
g.      Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak langsung sebabtelevisi merupakan perantara.
h.      Pengalaman melalui gambar Hidup dan film merupaka rangkaian gambarmati yang diproyeksikan pada layar dengan kecepatan tertentu.
i.        Pengalaman melalui radio, tape recorder dan gambar.
j.        Pengalaman melalui lambing-lambang visual seperti grafik, gambar, danbagan.
k.      Media melalui lambing verbal merupakan pengalaman yang sifatnya lebihabstrak.
Dari gambaran kerucut pengalaman tersebut, siswa akan lebihkongkret memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung, melaluibenda-benda tiruan, pengalaman melalui drama, demonstrasi wisata danmelalui pameran.
3.      Fungsi dan manfaat penggunaan media pembelajaran
Pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikanmelalui bahasa verval. Hal ini di gambarkan oleh Edgar Dale, hal tersebutdapat memungkinkan terjadinya verbalisme.Artinya siswa hanyamengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yangterkandung dalam kata tersebut sehingga dapat menimbulkan kesalahanpersepsi siswa.Olehnya itu sebaiknya diusahakan agar pengalaman siswamenjadi lebih kongkret, pesan yang ingin di capai, dilakukan melaluikegiatan yang dapat mendekatkan siswa.Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selaindapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswauntuk menangkap pesan akan semakin berkurang, karena siswa kurangdi ajak berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan, padahal untukmemahami sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis.Media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan untuk :
a.       Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentuPeristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat di abadikandengan foto, film, atau direkam melalui video atau radio. Kemudianperistiwa tersebut disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.Misalnya guru dapat menjelaskan gerhana matahari yang langka melaluihasil rekaman video.
b.      Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentuDengan media pembelajaran bahan pelajaran yang bersifat abstrakakan menjadi kongkret sehingga mudah dipahami dan dapatmenghilangkan verbalisme.Media pembelajaran juga dapat membantu menampilkan objek yangterlalu besar dan objek yang terlalu kecil. Untuk menampilkan objektersebut, pendidik atau guru dapat memanfaatkan film slide, foto-foto,atau gambar. Benda-benda kecil dapat ditampilkan pula denganmemanfaatkan mikroskop dan microprojector.Untuk memanipulasi keadaan, juga media pembelajaran dapatmenampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat yang sulitdiikuti seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang, atau sebaliknyadapat mempercepat gerakan-gerakan yang lambat seperti gerakanpertumbuhan tanaman.
c.       Menambah gairah dan motivasi belajar siswaPenggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehinggaperhatian siswa terhadap materi pembelajaran meningkat.Dari beberapa fungsi di atas maka media pembelajaran memiliki nilaipraktis sebagai berikut:
1)      Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa
2)      Media dapat mengatasi batas ruang kelas
3)      Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antarapeserta dengan lingkungan
4)      Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan
5)      Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat
6)      Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untukbelajar dengan baik
7)      Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru
8)      Media dapat mengontrol kecepatan belaajar siswa
9)      Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-halyang kongkret sampai yang abstrak.
4.      Klasifikasi dan macam-macam media pembelajaran
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasitergantung dari sudut melihatnya.
a.       Dilihat dari sifatnya, media dibagi ke dalam :
1)      Media auditif
2)      Media visual
3)      Media audiovisual
b.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi ke dalam :
a.       Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentakseperti radio dan televisi.
b.      Media yang mempunyai daya liut yang terbatas oleh ruangdan waktu seperti film slide, foto dsb.
c.       Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dibagi ke dalam :
a.       Media yang diproyeksikan
b.      Media yang tidak diproyeksikan
5.      Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan mediapada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media pembelajaranAgar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkansiswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya :
a.       Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untukmencapai tujuan pembelajaran.
b.      Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran
c.       Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dankondisi siswa.
d.      Media yang digunakan memerhatikan efektivitas dan efesien.
e.       Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalammengoperasikannya.
6.      Sumber belajar
Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yangdapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan danpengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.Dalam pengajaran tradisional, guru sering hanya menetapkan bukusebagai sumber belajar. Dalam proses pembelajaran yang dianggapmodern sesuai tuntutan standar proses pendidikan dan sesuaiperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologiinformasi, maka sebaiknya guru memanfaatkan sumber lainnya selainbuku.Beberapa sumber balajar yang bias dimanfaatkan oleh gurukhsusunya dalam setting proses pembelajaran didalam kelas diantaranyaadalah :
a.       Manusia sumber
b.      Alat dan bahan pengajaran
c.       Berbagai aktivitas dan kegiatan
d.      Lingkungan atau setting
D.    Strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa :
1.      Jenis-jenis strategi pembelajaran IPS di SD
a.       Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pembelajaran langsung adalah istilah yang sering digunakan untuk teknik pembelajaran Ekspositoris , atau teknik penyampaian semacam kuliah (sering juga digunakan istilah “chalk and talk ”).  Strategi pembelajaran langsung merupakan bentuk dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam staretgi ini guru memegang peran yang sangat dominan.Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur. Diharapkan apa yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa.Metode pembelajaran dengan kuliah dan demonstrasi merupakan bentuk-bentuk strategi pembelajaran langsung.
b.      Strategi Pembelajaran Cooperative Learning
Cooperative Learning adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama dalam suatu kelompok yang biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Strategi pembelajaran  Cooperative Learning  mulai populer akhir-akhir ini. Melalui Cooperative Learning   siswa didorong untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerja sama di sini dimaksudkan setiap anggota kelompok harus saling bantu. Yang cepat harus membantu yang lambat karena penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan  kelompok. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok, dan sebaliknya keberhasilan individu adalah keberhasilan kelompok.Oleh karena itu, setiap anggota harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelompoknya. Beberapa penulis seperti Slavin, Johnson, & Johnson, mengatakan ada komponen yang sangat penting dalam strategi pembelajaran cooperative  yaitu kooperatif dalam mengerjakan tugas-tugas dan kooperatif dalam memberikan dorongan atau motivasi.  Slavin, Abrani, dan Chambers (1996) berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif dan perspektif elaborasi kognitif. Perspektif motivasi, artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu. Dengan demikian keberhasilan setiap indivindu pada dasarnya adalah keberhasilan kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap anggota kelompok untuk memperjuangkan keberhasilan kelompoknya.  Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, di mana setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan
Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya.
c.       Strategi Pembelajaran Problem Solving
Mengajar memecahkan masalah berbeda dengan penggunaan pemecahan masalah sebagai suatu strategi pembelajaran.Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana siswa memecahkan suatu persoalan, misalkan memecahkan soal-soal matematika.Sedangkan strategi pembelajaran pemecahan masalah adalah teknik untuk membantu siswa agar memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah.Dengan demikian perbedaan keduanya terletak pada kedudukan pemecahan masalah itu. Mengajar memecahkan masalah berarti pemecahan masalah itu sebagai isi atau content  dari pelajaran, sedangkan pemecahan masalah adalah sebagai suatu strategi. Jadi, kedudukan pemecahan masalah hanya sebagai suatu alat saja untuk memahami materi pembelajaran.  Ada beberapa ciri strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah:
1)      Pertama, siswa bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil;
2)      Kedua, pembelajaran ditekankan kepada materi pelajaran yang mendukung persoalan-persoalan untuk dipecahkan dan lebih disukai persoalan yang banyak kemungkinan cara pemecahanya;
3)      Ketiga, siswa mnggunakan banyak pendekatan dalam belajar;
4)      Kempat, hasil dari pemecahan maslah adalah tukar pendapat (sharing) di antara semua siswa.
d.      Strategi Mengulang
Strategi mengulang sederhana digunakan untuk sekedar membaca ulang materi tertentu untuk menghafal saja. Contoh lain dari strategi sederhana adalah menghafal nomor telepon, arah tempat, waktu tertentu, daftar belanjaan, dan sebagainya. Memori yang sudah ada di pikiran dimunculkan kembali untuk kepentingan jangka pendek, seketika, dan sederhana.   Penyerapan bahan belajar yang lebih kompleks memerlukan strategi mengulang kompleks.Menggarisbawahi ide-ide kunci, membuat catatan pinggir, dan menuliskan kembali inti informasi yang telah diterima merupakan bagian dari mengulang kompleks. Strategi tersebut tentunya perlu diajarkan ke siswa agar terbiasa dengan cara demikian.
e.       Strategi Elaborasi
Strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Dengan strategi elaborasi, pengkodean lebih mudah dilakukan dan lebih memberikan kepastian.Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori di otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengan menciptakan hubungan dan gabungan antara informasi baru dengan yang pernah ada.  Beberapa bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan catatan, analogi, dan PQ4R. Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang menggabungkan antara informasi yang dipunyai sebelumnya dengan informasi baru yang didapat melalui proses mencatat. Dengan mencatat, siswa dapat menuangkan ide baru dari percampuran dua informasi itu.  Analogi merupakan cara belajar dengan pembandingan yang dibuat untuk menunjukkan persamaan antara ciri pokok benda atau ide, misalnya otak kiri mirip dengan komputer yang menerima dan menyimpan informasi.  P4QR merupakan strategi yang digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca. P4QR singkatan dar Preview (membaca selintas dengan cepat), Question (bertanya), dan 4R singkatan dari read, reflect, recite, dan review atau membaca, merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan mengulang secara menyeluruh. Strategi PQ4R merupakan strategi belajar elaborasi yang terbukti efektif dalam membantu siswa menghafal informasi bacaan.  
f.       Strategi Organisasi
Strategi organisasi membantu pelaku belajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru dengan struktur pengorganisasian baru.Strategi organisasi terdiri atas pengelompokan ulang ide-ide atau istilah menjadi subset yang lebih kecil.Strategi tersebut juga berperan sebagai pengindentifikasian ide-ide atau fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar.Bentuk strategi organisasi adalah Outlining, yakni membuat garis besar.Siswa belajar menghubungkan berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama.  Mapping, yang lebih dikenal dengan pemetaan konsep, dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining. Mnemonics membentuk kategori khusus dan secara teknis dapat diklasifikasikan sebagai satu strategi, elaborasi atau organisasi.Mnemonics membantu dengan membentuk asosiasi yang secara alamiah tidak ada yang membantu mengorganisasikan informasi menjadi memori kerja.Strategi Mnemonics terdiri atas pemotongan, akronim, dan kata berkait.
2.      Pertimbangan pemilihann strategi pembelajaran IPS di SD
Berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran yang akan dilakukan diantaranya pertimbangan yang berhubungan dengan : 1) tujuan yang ingi dicapai, 2) bahan atau materi pembelajaran, 3) siswa, 4) pertimbangan lainnya (Sanjaya, 2006 : 128).
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai diantaranya apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai diantaranya apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek kognitif, afektif atau psikomotor?bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah tingkatnya tinggi atau rendah? Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis?
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan bahan atau materi pembelajaran diantaranya apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?, apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat tertentu atau tidak? apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu?
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan siswa diantaranya apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa?, apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat dan kondisi siswa? Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya bahasa belajar siswa?
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan pertimbangan lainnya yaitu apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja?, apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang dapat digunakan?, apakah strategi itu memiliki nilai efektivitas dan efisiensi?
3.      Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan
Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan pembelajaran dan semua keadaan. Beberapa prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran diantaranya : 1) berorientasi pada tujuan, 2) aktivitas, 3) individualitas, 4) integritas (Sanjaya, 2006, 129-131).
Keberhasilan strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru perlu dengan cermat menganalisis berbagai tujuan pembelajaran sehingga tidak salah dalam memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan. Strategi pembelajaran yang dipilih guru harus mampu membangkitkan siswa untuk beraktivitas.Aktivitas dalam hal ini adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.Siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran baik secara fisik maupun mental. Strategi pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa. Guru perlu memiliki kemampuan untuk menganalisis kemampuan, karakteristik, gaya belajar dan minat siswa secara individual sehingga ia dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan perbedaan individual yang dimiliki masing-masing siswa. Strategi pembelajaran harus mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa secara terintegrasi.Potensi-potensi tersebut diantaranya kognitif, afektif, psikomotor dan kepribadian.
Prinsip pembelajaran secara khusus diuraikan dalam Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 yang menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.
Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (SPBAS)
Sebelum membahas tentang Strategi Pembelajaran Berorientasi Siswa Aktif ini, ada baiknya kita memahami pengertian strategi, metode dan pendekatan pada pembelajaran terlebih dahulu.Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Dari pengertian diatas, ada dua hal yang perlu kita cermati.Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.Artinya, arah dari semua penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, inilah yang dinamakan dengan metode.Berarti metode merupakan perealisasian strategi yang telah ditetapkan.Dengan demikian, bisa terjadi saru strategi pembelajaran digunakan beberapa metode.Misalnya, dalam melaksanakan strategi PBAS bisa digunakan metode diskusi dan pemecahan masalah.Oleh karena itu, strategi berbeda dengan metode. Strategi memunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan strategi.
Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan. Pendekatan berbeda dengan strategi dan metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karena itu, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau bergantung dari pendekatan tertentu.
Nah, apakah Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (SPBAS) itu?Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa merupakan system pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar.Artinya pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa.Siswa tidak dianggap sebagai organisme yang pasif.Akan tetapi, siswa merupakan organisme yang aktif yang memiliki potensi untuk berkembang.Mereka adalah individu yang memiliki potensi. Dalam pelaksanaannya, strategi ini menerapkan pembelajaran dimana siswa aktif dalam setiap proses pembelajaran baik itu dalam mencari informasi serta menjadi sumber belajar. Keaktivan disini dinilai tidak hanya  kektivan secara fisik. Akan tetapi, keaktivan pengetahuan dan berfikirnya juga dikembangkan.
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa.Pertama, asumsi filosofis tentang pendidikan.Pendidikan merupakan usaha sadar dalam mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, kedewasaan sosial, maupun kedewasaan moral. Oleh karena itu, pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, akan tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki anak didik. Kedua, siswa sebagai subjek pendidikan yaitu siswa merupakan manusia yang sedang dalam tahap perkembangan, memiliki kemampuan yang berbeda, insane yang akktif, kretaif dan dinamis dalam menghadapi kebutuhannya.Ketiga,asumsi tentang guru yaitu guru sebagai penanggung jawab atas tercapainya hasil belajar pesrta didik, memiliki kemampuan professional dalam mengajar, memiliki peran sebagai sumber belajar. Keempat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran adalah bahwa proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem, peristiwa belajar yang diatur oleh guru, menggunakan metode dan teknik yang berdaya guna dan proses pengajaran adalah kegiatan belajar siswa secara optimal.
4.      Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa
Penerapan PBAS Dalam Proses Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar penerapan PBAS dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya.Keaktifan siswa itu ada yang secara langsung dapat diamati, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi, mengumpulkan data dan lain sebagainya.Akan tetapi ada juga yang tidak bisa diamati, seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak.
Kadar pembelajaran berorientasi aktifitas siswa tidak hanya ditentukan oleh aktifitas fisik semata, akan tetapi juga ditentukan oleh aktifitas nonfisik seperti mental, intelektual, dan emosional. Oleh sebab itu, sebetulnya aktif dan tidak aktifnya siswa dalam belajar hanya siswa yang mengetahui secara pasti. Tidak dapat dipastikan bahwa siswa yang diam mendengarkan penjelasan bukan berarti tidak pembelajaran berorientasi aktifitas siswa, demikian sebaliknya, dan belum tentu juga siswa yang secara fisik aktif memiliki kadar aktifitas yang tinggi pula.
Salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah suatau proses pembelajaran memliki kadar PBAS yang tinggi, sedang, atau lemah. Dapat kita lihat dari criteria dan penerapan PBAS dalam proses pembelajaran. Kriteria tersebut menggambarkan sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran maupun dalam mengevaluasi  hasil pembelajaran. Semakin siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut, maka kadar PBAS semakin tinggi.
             Kelebihan dan kekurangan PBA
Gaya mengajar yang menempatkan peserta didik sebagai titik pusat kegiatan belajar-mengajar akan dapat menghasilkan suatu proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien. Maka system pengajaran yang dikehendaki ialah system instruksional yang memberikan peranan dan partisipasi aktif kepada peserta didik sebagai pusat kegiatan belajar-mengajar yang dapat direncanakan, sehingga prinsip-prinsip PBAS dapat diterapkan dalam berbagai strategi belajar-mengajar. Selain itu, proses belajar mengajar dapat terjadi proses asimilasi dan akomodasi dalam pencapaian pengetahuan, proses perbuatan serta pengalaman langsung terhadap umpan balik dalam pembentukan keterampilan, proses penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam rangka pembentukan nilai dan sikap.
Kalau dalam proses belajar-mengajar itu kurang terjadi pada bidang keterampilanmaupun bidang sikap dan nilai, yakni kualitas dan kuantitasnya akan sangat tergantung kepada tingkat keterlibatan peserta didik dalam proses belajar-mengajar. Dan hendaknya guru dapat menyalurkan keaktifan dan kedinamisan peserta didik tersebut untuk tujuan-tujuan pengajaran, karena itu guru harus mempunyai kemampuan professional untuk menganalisis situasi pengajaran, lalu mampu merencanakan system pengajaran yang efektif dan efisien, yang pada akhirnya juga mampu mengaktualisasikan proses belajar mengajar yang telah dirancang tersebut.












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari hasil pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, tehnik dan metode pembelajaran. Walaupun perbedaan itu tidak begitu tegas, karena semua istilah merupakan satu kesatuan yang saling menunjang, untuk melaksanakan proses pembelajaran. Jadi model pembelajaran  adalah  pembungkus proses pembelajaran yang didalamnya ada pendekatan, strategi, metode dan tehnik. Contoh  : model yang digunakan guru PAIKEM, Pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan pemerintah adalah pendekatan pembelajaran yang terfokus pada siswa, dimana strategi  pembelajaran siswa aktif, bisa mengungkapan gagasan, penemuan-penemuan
Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.
B.     Saran
Dengan adanya makalah ini maka pemakalah mengharapkan pembaca dapat memahami isi makalah ini dan mampu menerapkannya dalam pembelajaran IPS.




DAFTAR PUSTAKA

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
http://herdy07.wordpress.com/2012/03/17/apa-perbedaannya-model-metode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/


4 komentar: